image

Stroke

Published : Sisfor | 2024-10-08 14:40:51 8 comments

Stroke adalah kondisi medis serius yang terjadi ketika pasokan darah ke bagian otak terganggu atau berkurang. Hal ini menyebabkan otak kekurangan oksigen dan nutrisi, yang dapat mengakibatkan kerusakan pada sel-sel otak. Ada dua jenis utama stroke, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Berikut penjelasannya secara detail:

1. Stroke Iskemik

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum, mencakup sekitar 85% dari semua kasus stroke. Ini terjadi ketika pembuluh darah yang menuju otak tersumbat oleh gumpalan darah (trombus) atau oleh benda lain yang berpindah melalui aliran darah (embolus). Stroke iskemik dibagi menjadi dua jenis:

  • Stroke Trombotik: Terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di salah satu arteri yang memasok darah ke otak. Ini biasanya disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah akibat plak (aterosklerosis).
  • Stroke Embolik: Terjadi ketika gumpalan darah atau partikel lain yang terbentuk di bagian tubuh lain, seperti jantung, berpindah melalui aliran darah dan tersangkut di pembuluh darah yang lebih kecil di otak.

2. Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Ini mengurangi tekanan darah pada bagian otak tertentu dan dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. Ada dua jenis utama stroke hemoragik:

  • Perdarahan Intracerebral: Ini adalah tipe paling umum dari stroke hemoragik dan terjadi ketika arteri di dalam otak pecah dan mengakibatkan perdarahan langsung ke dalam jaringan otak.
  • Perdarahan Subarachnoid: Ini terjadi ketika ada perdarahan di ruang antara otak dan jaringan tipis yang menutupinya, yang disebut ruang subarachnoid. Ini sering disebabkan oleh aneurisma (pembengkakan pembuluh darah) yang pecah.

Gejala Stroke

Gejala stroke bisa muncul dengan sangat cepat, dan deteksi dini sangat penting untuk meminimalkan kerusakan otak. Beberapa gejala utama yang harus diwaspadai antara lain:

  • Kelemahan tiba-tiba atau kelumpuhan: Terutama di satu sisi tubuh, misalnya wajah, lengan, atau kaki.
  • Kebingungan tiba-tiba: Kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan.
  • Gangguan penglihatan tiba-tiba: Penglihatan kabur atau kehilangan penglihatan di salah satu atau kedua mata.
  • Sakit kepala parah: Sering kali disertai dengan mual, muntah, atau perubahan kesadaran.
  • Gangguan keseimbangan atau koordinasi: Kesulitan berjalan, pusing, atau kehilangan koordinasi.

Faktor Risiko Stroke

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami stroke, termasuk:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  • Merokok
  • Diabetes
  • Kolesterol tinggi
  • Penyakit jantung, seperti fibrilasi atrium
  • Kegemukan dan gaya hidup tidak aktif
  • Riwayat keluarga stroke
  • Usia tua, terutama setelah usia 55 tahun

Pencegahan Stroke

Beberapa langkah pencegahan utama yang dapat diambil untuk mengurangi risiko stroke meliputi:

  • Mengontrol tekanan darah: Salah satu faktor risiko utama stroke.
  • Berhenti merokok: Merokok dapat mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah.
  • Mengatur kadar kolesterol: Menjaga kadar kolesterol dalam batas normal.
  • Mengelola diabetes: Kontrol kadar gula darah secara teratur.
  • Menjaga berat badan sehat: Obesitas dapat meningkatkan risiko stroke.
  • Berolahraga secara teratur: Aktivitas fisik membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah.

Penanganan Stroke

Penanganan stroke sangat tergantung pada jenis dan seberapa cepat pasien mendapat perawatan. Pada kasus stroke iskemik, penggunaan obat pengencer darah (trombolitik) dapat membantu melarutkan gumpalan darah jika diberikan dalam beberapa jam pertama setelah gejala muncul. Sedangkan pada stroke hemoragik, perawatan bisa termasuk operasi untuk mengurangi perdarahan atau tekanan pada otak.

Penting untuk mengenali tanda-tanda stroke dan segera mencari bantuan medis untuk meminimalkan kerusakan dan komplikasi yang dapat terjadi.

Komentar